By: ASN, Jakarta 11 Desember 2008
Dalam suatu reuni teman kuliah yang ceria dan heboh di Kota Kembang itu, tiba-tiba Rafi tersentak oleh sebuah kalimat yang dilontarkan temannya Inne secara spontan dan tanpa beban. “Lu sih, Fi.. Liat tuh si Desi sampai sekarang gak menikah. Dia cinta mati tuh sama lu.”
“Hah.. sejak kapan..? Kok gue gak pernah tau..?” Kejar Rafi pada Inne. Tak urung, mata Rafi pun melirik kearah Desi yang sedang bercanda bersama teman lain diantara kerumunan yang hiruk pikuk itu.
“Ya sejak kuliahlah… Habis itu kalian kan juga gak pernah ketemu lagi kan..?” sambung Inne lagi dengan ekpresi puasnya melihat ekspresi muka Rafi karena dia sudah menduga betapa terkejutnya Rafi atas perkataannya itu.
“Akh.. yang bener lu Ne.. Jangan becanda gitu donk.. Kasian kan Desi kalo ntar digosipin macem-macem gitu..” ujar Rafi lagi.
“Gue serius.. Mau gua tanyain lagi ke Desi sekarang biar lu nya jelas..?” tantang Inne ke Rafi.
“Gak.. gak Ne. Jangan. Ntar bakalan ngerusak suasana reuni aja. Udah jangan diomong-omongin lagi deh..” pinta Rafi.
“Tapi suer Ne.. Ini beneran. Gue gak pernah tau..” sambung Rafi lagi mencoba memasang kuda-kuda pertahanannya agar gak dipersalahkan.
“Iya, itu gue juga ngerti… Dan gue juga baru taunya setelah kita pada lulus. Desi pernah curhat ke gue. Tapi lu kan pinter, dan udah lulus duluan. Lu nya mah udah gak disini, kalo gak salah udah kerja di Jakarta.” Sambung Inne.
“Jadi lu emang gak bakalan tau waktu itu. Dasar Desi nya aja yang pendiam. Dia emang gak pernah cerita kesiapa-siapa saat itu. Dan saat setelah pada lulus kita ketemu beberapa teman membicarakan lu karena nama lu sering dikutip dikoran-koran dan tampang lu yang tetep jelek itu sering masuk TV, Desi baru mengungkapkan kekagumannya pada lu dan bilang bahwa lu itu cinta pertama baginya.” sambung Inne lagi sambil setengah menggoda temannya yang CEO Perusahaan Multinasional itu.
“Trus..?” kejar rafi penasaran.
“Iya, dia sempat merasa punya harapan saat didengarnya lu putus sama.. sama siapa tuh, pacar lu yang anak Phsikologi itu?” tanya Inne.
“Oh.. Maya.” jawab Rafi singkat.
“Ya, Maya. Tapi saat baca artikel tentang lu di koran bahwa lu sudah menikah dan saat itu punya anak pula, dia jadi putus harapan dan patah hati.” Inne menyambung ceritanya.
“Tapi suer Ne. Gue bener-bener gak tau. Gue juga gak pernah merasa mendapatkan signal apapun dari Desi. Dan jujur aja, waktu itu gue bahkan gak terlalu memperhatikan dia sih..” sela Rafi.
“Iya.. iya, gue gak nyalahin lu. ini cuma info. Jadi lu tenang aja. Sekarang anak lu sudah 3 lagi dan hubungan lu dengan bini lu yang cantik itu juga baik2 saja, Desinya sudah gak apa2. Dia dari dulu juga gak pernah marah kok sama lu dan tetap cinta mati sama lu. Cuma dia emang orangnya rada tertutup sih… jadi aja gampang patah hati.” Inne menjelaskan keadaan Desi saat ini. Dan Rafi terlihat melepas nafas panjang leganya, atas situasi yang tak pernah disangka dan diketahuinya itu.
“Lu sih.. kalo sama yang cantik-cantik seperti gue aja pasti lu perhatikan kan..?” Inne mencubit lengan Rafi. Dan mereka pun tertawa mengenang kisah2 lama..
Masih di reuni itu, menjelang bubaran, Rafi mendapat kesempatan duduk disebelah Desi saat mereka kemudian berdiri dan bersama seluruh peserta bernyanyi lagu “Kemesraan” sambil saling menggandeng tangan teman yang dikiri dan kanan. Suara fals gak karu-karuan itu gak mengurangi suka cita mereka, anak-anak Fakultas Ekonomi angkatan 88 UNPAD, melepas kangen.
Rafi tersenyum pada Desi dan Desi membalas senyumnya itu dan membiarkan Rafi menggenggam erat jemarinya saat mereka bernyanyi.
Lalu tak lama acara selesai dan mereka saling berpamitan. Beberapa teman dekat saling berpelukan. Beberapa hanya bersalaman saja. Rafi masih di dekat Desi. Dia menoleh dan mengulurkan tangan seakan mau berjabatan ke Desi dan Desi menghampirinya. Tapi saat mereka sudah berdekatan, Rafi mengangkat tangan kanannya itu dan langsung merangkul Desi dibahunya.
“Sampai ketemu lagi yaa Des..” katanya tanpa melepaskan rangkulannya itu dan Desi terlihat menikmati kehangatan tubuh mereka yang merapat.
“Iya Fi, sampai ketemu lagi ya. Take care.. Salam buat keluarga..” Ujar Desi yang sempat membuat Rafi sedikit terkejut.
“Makasih Des. Kamu juga take care ya. Mm… aku juga minta maaf ya Des, kalo dulu ada salah-salah..” Rafi mencoba mencari celah menutupi ruang rasa bersalahnya tanpa harus menggali luka lama Desi.
“Ya. Sama2 Fi. Aku juga minta maaf yaa..” Ujar Desi dengan senyumnya.
Tak lama mereka bubar. Rafi bahkan tak mau menanyakan nomor HP Desi. Ia tak berani main-main dengan gadis yang pendiam ini. Ia tak ingin ada celah yang membuat hati perawan itu terluka lagi… Dia kini bisa merasakan ternyata masih ada getar signal Cinta terpancar dari hati Desi mencari frekwensi yang sama. Rafi melepaskan rangkulannya dan berjalan menjauh… Melambaikan tangannya…
“Akh… leganya.” ujar Rafi sambil tersenyum sendiri saat memacu kencang mobil sportnya di jalan Tol Cipularang dalam perjanan pulangnya ke Jakarta. Dia mengeraskan suara CD nya saat Group Band Adrenalin, menyanyikan lagu berjudul “Cinta, Haruskah memiliki..” yang bernada Pop Rock itu… Mencari justifikasi keacuhannya atas Cinta yang bertumpu sebelah tangan dan tak pernah terkatakan… Berusaha tak memikirkan apa yang dirasakan Desi saat itu..
*Cerita Cinta Pendek-Ringan.
**Love Picture by Mozzercork
Filed under: 2008 Desember, Kehidupan, Manusia, Tulisan Pendek, Uncategorized | Tagged: Cinta, Kehidupan, Manusia, Menulis, Sastra, Tulisan Bebas, Tulisan Pendek |
Aha.. Pertamax… π
posting dulu, baca belakangan… π
Mas Nug,
Jarang-jarang nulis cerita pendek. Ternyata boleh juga…
Light and nice story.
Menurutku sih ini gampang2 susah… Dasar desinya pendiam (dan mungkin pemalu) dan Rafinya Populer, dan banyak yang merhatiin. Trus malah sedang pacaran dengan orang lain pula. Pasti aja sulit buat Desi mencari celah saat itu. Eh, Rafinya malah lulus duluan, lalu kawin pula. Yah.. apes dah..
Desi, kalo sama aku aja kamu mau gak?
*Nunjukin KTP, Status: Belum Kawin . com* π
malam ini setahun setelah kepergiannya, setahun sudah saya melepas punggungnya meninggalkan saya, setahun sudah dan rasa itu tidak pernah mati hingga lewat 365 haripun …
dihatinya pernah saya titipkan cinta dan kandas setahun yang lalu … setahun sudah saya menjalani ritual patah hati disudut kamar, dan ternyata saya masih belum mampu mengobat luka saya sendiri …
iya, setahun sudah …
waaaaaa…sedihnya…
well, tapi memang tidak harus dinyatakan sih π
Kembali ke postingan ini, kalo tidak dinyatakan bagaimana saya tahu kalo situ sayang saya …
*halah*
komen jelang subuh π
Wah.. sedih… Hiks.. π¦
Cinta..
Sebenarnya tak masalah cinta itu dinyatakan atau tidak. Cinta itu dapat dirasakan meski tidak diungkapkan dengan kata ‘aku mencintaimu’ (meski tak semua orang cukup peka untuk merasakannya)..
Cinta dalam hati saja, itulah yg jarang diketahui orang yg dicintai. Kebetulan saya adalah orang yang membenci ketidakpastian. Jika saya mulai merasa jatuh hati pada seseorang (yg belum jelas terlihat suka pada saya) dan perasaan itu tidak dapat saya ‘bunuh’, maka saya akan saya cari tau apakah dia sudah bersama orang lain, atau langsung saya tanyakan tentang perasaannya. Kalau jawabannya menggantung, maka saya anggap jawabannya tidak’. Kebetulan saya orang yg keras terhadap diri sendiri, lebih baik sakit sekali daripada menderita berkepanjangan. Terlalu banyak hal yg harus saya pikirkan dan saya tidak rela waktu saya terbuang untuk sebuah ‘cinta yg tak jelas’.
Ini kasus pribadi saat saya jatuh cinta pada dosen saya. Seorang dosen muda berusia 25 tahun yg awalnya sangat tidak saya suka (mungkin benci berbalik cinta). Saat itu saya tidak sadar pada waktu yang bersamaan ada seseorang yang mencintai saya. Saya merasakan perhatian yang begitu besar, padahal dia tak pernah menyatakan ‘cinta’.
Kebun mawar yg dia cicil dari tiap pot mawar yg dia kirim membuat saya sadar saya adalah seorang wanita yg begitu beruntung. Dan dia telah mencicil untuk sebuah tempat yang hangat dihati saya.
Saya sudah mengenalnya selama 5 tahun sebagai seorang dokter, tapi baru dua tahun belakangan ini saya memahami dia sebagai seorang pria.
Dan baru beberapa bulan lalu saat saya sakit parah, saat saya terbangun di suatu pagi yang redup, saya melihat seorang pria muda berjas putih terlelap dikursi tempat duduknya yang tepat berada di samping tempat tidur saya. Dia menggenggam tangan saya yang ternyata sudah dihiasi sebuh cincin yg belum pernah ada sebelumnya. Dan saya tidak sanggup berkata apapun selain hanya menitikkan air mata bahagia..
Sampai saat ini dia tak pernah mengatakan ‘aku mencintaimu’. Tapi saya tau dia mencintai saya. Dan saya pun akan berusaha menjaga cinta itu sampai pada hari kami disatukan dihadapan Tuhan.
Tapi sebesar apapun rasa cinta, satu hal yang saya jadikan pedoman, bahwa Hidup saya adalah untuk Allah Ta’ala, bukan untuk seseorang atau sesuatu.
“Ina shalati wa nusuki wa mahyaya wa mammati lillahi robbil alamin..”
Jangan pernah bersandar pada mahluk, karena tidak ada yg akan didapat selain ‘luka’ dan ‘kecewa’… π
kog dramatiz banget yaaaaw dinda sampe mow nangis nee π₯ halah Nda!!!!
yach yang nama na cinta kalo dipendam capa yang bakalan tahu, pendiem emang tapi khan ada cara laen yang direct en gag bikin tengsin. tapi yaw udah lah cuman tinggal sesal yang gag adah gunanyah lagi
Hahahahaaaaa……
Kayaknya ada yang ngomongin aku nich. π
*menutup muka sambil ngintip dari balik jemari*
Wah.. tulisannya walaupun sedih tapi bagus sekali mas.
Hayoo ngaku, ini Fiksi atau Pengalaman Pribadi nih..?? π
*Gak usah ngeles kalau mas Nug kan emang orang terkenal.com gitu deh*
Untuk gadis pemalu seperti Desi memang sulit untuk mengeluarkan sinyal2 cinta ke lawan jenisnya meski hanya lewat sikap (lewat kata mungkin lebih gak bisa/gak berani).
Kalo seperti itu butuh orang ketiga untuk menyampaikan sinyal2 cinta tersebut (Red: mak comblang)
@laki-laki biasa
saya juga pemalu mas…:)
*tapi kalo dipikir-pikir lebih sering malu-maluin* <== berkata dalam hati.
Walah…saya belum pernah mengalami yang kayak gini…
kalau saya suka dengan seseorang…hihihi…saya akan perlihatkan saya baik sekali dengan orang lain(saabat saya yang laki-laki dan kita kerjasama dengan dia),dari sini saya bisa lihat gimana reaksinya…ini sih cinta pertama dulu..yang kandas ditengah jalan…akhir dia cemburu…malah dia yang ngejar-ngejar….dan mengatakan 3 kata itu…
kayaknya tanpa mengucapkan,,,(bagi saya cewek ngak boleh nyatain dulu…itu sih prinsip saya)mesti atur strategi…hehehehe
Pokoknya…cepennya asyik…kunikmati siang ini?
Apa kabarmu hari ini Mas Nug? π
Mas Nug,
lama gak berkunjung.. sekali berkunjung kenapa cerita tentang aku yang kau junjung.. π
*Belagak malu, sambil nyender dimobil sport (berpintu dua)…
** Truk Fuso, masuk kriteria kan, Pintunya 2 dan mbawanya sampe keringetan (Sport beneran).. π
Pak Nug, saya curiga…jangan2 ini diambil dari kisah nyata, hahaha…..
saya pernah mengalaminya juga. mirip seperti itu. kami 2 sahabat sebenarnya, cuma masing2 dari kami ternyata memendam rasa cinta. nah, saat saya sudah mulai menguatkan niat untuk ngomong sama dia. katakanlah besok saya ingin mengutarakan, nah…hari ini jam 3 sore dia telepon, sambil nangis dia bilang bahwa dia sudah menerima orang lain untuk mendampinginya, dan bilang selama itu, selama bertahun-tahun dia selalu mengharapkan saya untuk mendampinginya.
apa yang mau saya bilang dan lakukan pak ? saya cuma terdiam dan menyesal….
semua hal itu udah ada jalannya masing2…Apalagi masalah jodoh π
ceritanya bagus deh…cinta itu gak selalu di ucapkan kok mas, kadang kalau memang keberuntungan lagi berpaling ke kita tanpa kita ucapkan juga mampir…
gaya bahasanya bisa membuat orang menebak bahwa ini adalah pengalaman pribadi…bener gak sih??? π
Wah… ceritanya rada mirim sama aku, cuma aku berusaha gak nanggepin tuh cewek, jangan sampe ada celah buat cewek itu masuk, bagaimanapun caranya. Soalnya kalo sampe… bukannya rasa cinta yang timbul, yang ada malah iba… kan itu bener2 kurang baik.
cinta yang tulus adalah saat kita memilikinya tanpa harus melukai yang lain..tanpa harus mengganggu yang lain..
keren ceritanya,..tapi entah cinta seperti itu sampai kapan bisa bertahan ??
beraaat euy*loh loh ko curhat* hahha
asyik asyik cerita cintanya …ada cinta yang tidak harus dinyatakan tapi mesti rajin ngintip sedang bersama siapa sidia….Naa giliran dia sendiri jangan disia sia kan kesempatan Beranilah bertindak …uha ha ha
mas,
ciinta ngga harus memiliki tapi kalo guue sih kalo ampe nga bisa memiliki rasanya paitttt…………..jadi harus dikejar sampai dimiliki…..after that teserah….boleh di keep boleh d lepeh……..
yagn pentng dapet dulu…karna cuma itu gregetnya xixixix…….
cabuuuttttttttttt
based on true story yah? kikikikikkkkkkkkk…….
kalo gw sih…. yah gak dinyatain kaleeee…. malu donnnggg cewek kan….
tapi kirim signal yg kuat… kirim hint….. kalo gak ngerti juga ndableg tu orang hehehehe……
jadi cewek pemalu? rugi kali… kan kita harus berjuang dapetin yg kita mau kan….
[upsss… ini bukan true history gw loh masss…..]
ntar yg kumisan GR…. yg itu dateng sendiri tanpa dikejar kok…. π
Numpang komen lagi ya. masnug…
kok bisa mirip ya…
Memang kalau cinta pertama itu susah ya untuk dilupakan, Saya beberapa kali menjalin hubungan (duh kesannya laku jadi malu nih), tapi baru merasakan yang bener-bener cinta itu sekarang.. dan saat harus putus, sakitnya luar biasa hingga sekarang pun masih terbayang, padahala sudah ada pengganti…hik…hik..hik (sambil ambil tisue tetangga sebelah)..
Upss kok malah curhat ya…. ya maklum terbawa emosi dan suasana….
Fiksinya Top oiy *sambil ngacung 4 jempol*
Hai mas Agus/Sani/Nugroho, yang mana panggilannya nih? Salam kenal dari Mataram ya…
Kaya cerpen aja ya tulisannya, duh…emang cinta harus diungkapin, klo gak bisa lewat kata2 ya lewat bahasa tubuh. Klo gak gitu mana dia tahu dunk perasaan hati kita…Jadi teringat masa lalu nih…
Tapi emang cewek banyak pekiwuhnya, ngomong duluan dipikir agresif pasti, makanya lebih baik lewat bahasa tubuh. Betul gak mas….
yaaa,kalau menurut q ya harus dinyatakan tapi kalau malu juga ngak apa apa,kalau malu kita hanya mengagumi nya aja,sama seperti q hanya batas mengagumi,tapi malu bilang cinta.
hampir mirip dengan cerita q
Hampir mirip dengan ceritamu ya, Fatimah ? Hehehe.. Ini hanya cerita. Semoga tetap ada hikmah yang dapat diambil dari berbagai versi sudut pandang melihatnya.. Salam π
*Sorry baru baca comment-mu sekarang. Telatttttt bangettttttttt… *Pake helm dari pada dijitak π