By: ASN, Jakarta, 23 Januari 2011
Hempas sunyi..
Perlahan, kunaiki tangga kayu itu
Derit rumah kayu tua sertai tiap langkah
Ada semilir sejuk menyisip di sela dinding papan kayu
Tak ada listrik, telepon dan internet dan hiruk-pikuk
Kompromi keseimbangan manusia dan alam
Desir damai mengalir di frekwensi jiwa
Sebuah kehidupan yang sederhana
Tak terkontaminasi materialitas
Di pelosok, Muaro Jambi
-
*Foto “Gubuk Kayu” ini kuambil tak jauh dari komplek candi di Muaro Jambi, tanggal 22 September 2010, pukul 10.35 WIB.
Filed under: 2011 Januari, Alam, jalan-jalan, Kehidupan, Manusia, Puisi | Tagged: Alam, Cinta, Damai, Gubuk, Hanya Kata-kata, Hening, Indah, jalan-jalan, Jambi, Jiwa, Kampung, Kayu, Kehidupan, Keindahan, Laporan Kunjungan, Manusia, Mata Hati, Matahati, Muaro Jambi, Panggung, Puisi, Rumah, Rumah Panggung, Sastra, Tulisan Bebas | 5 Comments »